Saturday, 9 February 2019

Rio Haryanto Kemudikan Ferrari 488 GT3 di Blancpain GT Asia 2019
 Mantan pembalap F1 asal Indonesia, Rio Haryanto, kembali ke lintasan balap secara penuh tahun ini. Pembalap asal Solo itu akan bergabung dengan tim T2 Motorsports dalam kejuaraan Blancpain GT World Challenge Asia.

Kepada Tempo, Rio mengaku siap berlaga di balapan yang akan menggunakan mobil Ferrari 488 GT3. "Saya siap, langsung gas saja pokoknya," kata Rio, Kamis malam, 7 Februari 2019.

Rio mengaku senang bisa kembali balapan penuh sepanjang musim 2019. Ia juga mengaku tak sabar untuk segera menjajal mobil Ferrari 488 GT3 di lintasan balap. "Insya Allah bisa memenani kejuaraan," ujarnya.



T2 Motorsports merupakan tim yang bermarkas di Singapura yang terakhir kali berkompetisi di ajang pada 2017 dengan pembalap David Tjipobiantoro dan Gregory Teo. Tim ini mengakhiri musim itu di peringkat 6 klasmen umum kelas Am Cup.

Keduanya kembali berlaga tahun ini sebagai bagian dari line-up Pro-Am dan menggaet mantan pembalap Formula 1 Rio Haryanto untuk bertarung penuh di enam balapan musim ini.

David akan menjadi tandem Rio untuk balapan di Sepang, Buriram, Fuji dan Yeongam sementara Teo akan mendampingi Rio berlomba di Suzuka dan Shanghai.

Ferrari 488 GT3 T2 Motorsports akan bergabung dengan mobil-mobil GT3 kelas dunia seperti Audi, BMW, Lamborghini, Mercedes-AMG, dan Porsche pada balapan Blancpain GT World Challenge Asia musim 2019.

“Kami gembira kembali bisa balapan di Blancpain GT World Challenge Asia tahun ini," kata Teo seperti dikutip www.blancpain-gt-series-asia.com. "Kami kembali pada tahun 2019 dengan program baru dan line-up driver yang mampu mencetak kemenangan. Dan itu sangat menjanjikan."

Rio Haryanto merupakan pembalap F1 pertama asal Indonesia. Ia bergabung dengan tim Manor Racing F1 pada musim kompetisi 2016.

Pada tahun 2018, Rio Haryanto kembali menjajal lintasan balap dengan mengikuti lomba ketahanan SIC888 di Shanghai dengan mengendarai mobil balap Audi R8 LMS GT4.

Berikut ini jadwal Blancpain GT World Challenge Asia 2019

- Sepang International Circuit (6-7 April 2019)

- Chang International Circuit (11-12 Mei 2019)

- Suzuka International Circuit (22-23 Juni 2019)

- Fuji Speedway (6-7 Juli 2019)

- Korea International Circuit (3.4 Agustus 2019)

- Shanghai International Circuit (27-28 September 2019)

sumber. Tempo.co

Sunday, 6 January 2019

Jorge Lorenzo Pindah ke Honda, Adaptasi dengan Honda RC213V Lebih Mudah
Tokyo – Jorge Lorenzo pindah dari Ducati dan kini berlabuh ke tim Repsol Honda. Pebalap asal Spanyol ini akan berduet dengan rekan senegaranya yaitu Marc Marquez. Hijrah ke Honda, Lorenzo harus menghadapi tantangan beradaptasi dengan karakter motor.

Lorenzo termasuk pebalap yang mampu menjinakkan berbagai motor selama karirnya di MotoGP. Namun, proses adaptasi ini kadang berjalan lambat seperti ketika Jorge membela Ducati. Pebalap dengan nomor 99 ini butuh satu setengah tahun untuk kemenangan pertama bersama skuat Borgo Panigale di Mugello musim ini.



Keberhasilan Lorenzo menaklukkan Desmosedici ini menunjukkan sinyal positif bila ia nantinya lebih mudah beradaptasi dengan RC213V. Casey Stoner, mantan pebalap Honda dan Ducati optimistis bila Jorge bakal meminta setelan motor sesuai karakter motornya.

“Honda memiliki sumber daya lebih dari cukup untuk menghasilkan berbagai solusi demi menyesuaikan kebutuhan masing-masing pembalapnya. Honda dapat memproduksi sasis berbeda, begitupun juga sirip, atau memodifikasi geometri motor,” terang pria berusia 33 tahun itu sebagaimana dikutip dari Motorsport.

Keyakinan soal masa depan Lorenzo ini berdasarkan pengalaman Stoner yang dahulu pernah membela dua pabrikan tersebut. Di musim 2011, kala The Kuri-Kuri Boy hijrah dari Ducati menuju Honda, ia bisa langsung mempersembahkan gelar. Jejak serupa dilakukan Jorge Lorenzo pindah dari Ducati ke Honda, sehingga bukan tidak mungkin bakal mengikuti cara Stoner di Honda dulu.

“Saya pikir akan lebih mudah bagi Jorge untuk pergi dari Ducati menuju Honda, karena Honda (memiliki) motor jauh lebih normal. Butuh waktu lebih lama dari perkiraan untuk menang bersama Ducati, tapi ia menunjukkan bahwa ia bisa melakukannya,” ungkap pebalap kelahiran Australia itu.

Jorge Lorenzo Ikuti Jejak Pebalap Honda Terdahulu

Soal pemilihan spesifikasi motor, mantan juara dunia ini bisa berkaca pada para pebalap tim Repsol Honda terdahulu. Baik Marc Marquez ataupun Dani Pedrosa menggunakan spesifikasi motor yang berbeda sesuai dengan karakter membalap masing-masing individu.

Tim engineer mampu mencari solusi teknis soal rancangan motor. Divisi RND dari Honda Racing menurut Stoner sanggup memenuhi permintaan para pebalapnya sesuai kebutuhan mereka.

“Saat saya di Honda, Pedrosa mengambil pilihan berbeda (dengan saya). Saya tahu Marquez selalu memilih set-up berbeda dari Dani. Ada kemungkinan Jorge dan Marc juga memilih konfigurasi elektronik berbeda,” tutupnya.

Tuesday, 24 April 2018

Mohamed Salah: AS Roma Masih Spesial di Hatinya


Sejak 2015, Mohamed Salah adalah pujaan publik Olimpico. Selain Francesco Totti atau Daniele De Rossi, Salah adalah salah satu pemain yang begitu dipuja para pendukung AS Roma.
Sebabnya sederhana. Saat itu Salah adalah mesin gol 'Serigala Ibu Kota'. Di musim 2015/16, dia berhasil mencetak total 15 gol untuk Roma. Pada musim lalu, 19 gol berhasil diciptakannya. 
Namun, kini Salah sudah berseragam Liverpool. Dia sudah tak lagi dipuja publik Olimpico. Pemain berpaspor Mesir itu kini adalah pujaan para Kopites. Namanya kini diteriak-teriakkan seluruh penjuru Anfield.
Yang spesial, pada laga semifinal Liga Champions musim ini, Salah akan tampil di hadapan dua suporter spesial dalam kariernya itu. Pertama, dia akan bermain di hadapan Kopites dengan seragam Liverpool untuk menghadapi Roma di Anfield.




Kedua, dia kembali akan bermain dengan seragam Liverpool, tapi kali ini dia akan bertandang ke Olimpico untuk meladeni tuan rumah buat yang kedua kalinya. Laga nostalgia yang akan begitu spesial untuk Salah.

Sebab, dia mengungkapkan bahwa sampai saat ini, dia masih menjalani hubungan baik dengan orang-orang di Roma. Namun, sebagai pemain profesional, dia tentu saja siap memberikan yang terbaik dan membawa Liverpool meraih kemenangan.

"Saya bermain untuk Roma selama dua musim. Saya bersenang-senang dengan klub, dengan para fans. Saya berjuang untuk Roma dan sekarang saya harus bermain melawan mereka. Kami saling berkirim pesan, sebagai pemain, setiap minggunya--kami masih berteman baik," buka Salah dilansir situs resmi Liverpool.

"Saya sangat bersemangat untuk pergi ke sana dan saya mencintai para fans. Mereka juga mencintai saya, akan [ada] lebih banyak emosi. Saya berharap kami akan menang, tetap saya juga berharap semoga mereka selalu berhasil," tambah dia.

Salah yang baru saja dianugerahi gelar PFA Player of The Year itu berharap kemenangan atas mantan klubnya untuk mewujudkan mimpinya menjadi kampiun Liga Champions. Dan akan begitu sempurnalah musim pemain berusia 25 tahun itu jika bisa mewujudkannya.

Sebab, musim ini adalah musim yang begitu menyenangkan untuknya. Pasalnya, Salah begitu gemilang secara individu. Total sampai saat ini dia sudah berhasil mencetak 42 gol untuk 'Si Merah' dan memuncaki daftar top-skorer Premier League.

"Adalah sesuatu yang besar jika Anda memenangi Liga Champions untuk klub seperti Liverpool. Ini sesuatu yang berbeda bagi kami sebagai pemain, untuk kota ini, untuk para penggemar, untuk semua orang. Saya yakin kami akan berjuang 100% untuk itu," pungkas Salah.

Monday, 12 March 2018

Ini Profil Lechia Gdansk, Klub Baru Egy Maulana Vikri
iNews.id - Egy Maulana Vikri akhirnya bergabung dengan klub Polandia, Lechia Gdansk, dengan kontrak selama 3 tahun, yang baru akan berlaku pada 8 Juli mendatang. Meski saat ini termasuk klub yang disegani, Lechia tak lebih sebagai klub papan tengah Liga Utama negara itu atau Ekstraklasa.

Pamor klub berjulukan Bialo-Zieloni tersebut memang masih kalah jika dibandingkan Legia Warsawa, Wisla Karkow, bahkan Lech Poznan. Lechia berdiri pada 1945 di Gdansk, kota pelabuhan sekaligus kota terbesar keempat di Polandia.



Mereka pertama berdiri dengan nama BOP Baltia Gdansk, dan berubah menjadi Lechia setahun kemudian. Pertama kali promosi ke Ekstraklasa pada 1948. Tetapi, mereka terdegradasi setahun kemudian.

Posisi terbaik Lechia sepanjang sejarah di Ekstraklasa terjadi pada musim 1956. Ketika itu, Si Hijau Putih sukses menduduki posisi ketiga. Hingga saat ini, pencapaian tersebut belum pernah kembali terulang.

Setelah terdegradasi dari Ekstraklasa untuk yang ketiga kalinya pada akhir musim 1966/67, mereka tak pernah lagi kembali ke divisi teratas Liga Polandia hingga 1984. Setelahnya, Lechia lebih banyak menjadi tim yo-yo, karena sering promosi dan degradasi.

Bahkan Lechia sempat dua kali berubah nama karena merger. Pertama dengan Olimpia Poznan sehingga bernama Lechia/Olimpia Gdansk pada 1995 dan kemudian merger bersama Polonia Gdansk, sehingga bernama Lechia/Polobia Gdansk pada 1998.

Namun, setelah terdegradasi ke divisi III Polandia nama Lechia Gdansk kembali digunakan. Lechia pun memantapkan kembali posisi mereka di Ekstraklasa setelah kembali promosi pada akhir musim 2007/08.

Sejak itu, The Stripes –julukan lain Lechia- menunjukkan perkembangan pesat. Setelah menduduki posisi kedelapan klasemen akhir Esktraklasa lima musim beruntun (2009/10-2014/15), Lechia mulai menapaki jalan dari papan tengah ke papan atas.

Puncaknya, mereka menduduki posisi keempat di musim 2016/17. Sayangnya, pada musim ini Lechia masih belum kembali ke performa terbaik. Mereka tertahan di posisi ke-13 klasemen sementara Ekstraklasa.

Meski pencapaian mereka di liga kerap naik turun, Lechia telah menorehkan dua gelar domestik, yaitu Piala Polandia dan Piala Super Polandia, yang diraih pada 1983.

Lechia juga meluluskan beberapa pemain yang kemudian menorehkan namanya di kompetisi Eropa, seperti Grzegorz Rasiak (Derby County, Tottenham Hotspur, Southampton), dan Pawel Dawidowicz (Benfica, VFL Bochum, dan Palermo).

Lechia saat ini memiliki sosok bintang dalam diri Milos Krasic. Pemain sayap berusia 33 tahun asal Kroasia tersebut merupakan mantan bintang CSKA Moskow dan Juventus. Krasic bergabung dengan Lechia pada musim pans 2015.

Selama tiga musim yang sudah dilaluinya bersama tim besutan Piotr Stokowiec tersebut, Krasic sudah membuat tujuh gol. Selain itu juga ada penyerang veteran asal Portugal Marco Paixao yang sudah mencetak 15 gol, dari 27 laga musim ini.

Bersama Lechia, Egy diyakini mampu belajar banyak. Apalagi, di tim ada sekitar 10 pemain yang sudah berusia 30 tahun ke atas, sehingga pengalaman yang mereka miliki dapat menjadi tambahan wawasan untuk pemain berusia 17 tahun tersebut.

Sunday, 11 March 2018

Tottenham Hotspur Gusur Liverpool dari Posisi Ketiga
CNN Indonesia -- Tottenham Hotspur berhasil menggusur Liverpool dari posisi ketiga klasemen Liga Primer Inggris usai menang 4-1 atas tuan rumah Bournemouth di Vitality Stadium, Minggu (11/3).

Tambahan tiga angka dari markas Bournemouth membuat Tottenham kini mengoleksi 61 poin, unggul satu angka atas Liverpool yang tergeser ke peringkat keeempat. Spurs sendiri berjarak empat angka dari Manchester United yang ada di posisi kedua.

Bournemouth mengejutkan Tottenham lewat gol cepat Junior Stanislas di menit ketujuh. Berawal dari umpan silang Adam Smith ke kotak penalti, tak ada pemain yang mengawasi pergerakan Stanislas. Bola yang diterima Stanislas langsung dilanjutkan tendangan kaki kiri oleh pemain bernomor punggung 19 tersebut. Tembakan keras mendatar ke sisi kiri gawang itu tak mampu dibendung oleh kiper Tottenham, Hugo Lloris.



Situasi sulit makin bertambah bagi Tottenham saat Harry Kane terpaksa ditarik keluar dari lapangan di menit ke-34. Kane mengalami cedera usai terjatuh di depan gawang Bournemouth di menit ke-30.

Namun semenit usai Kane keluar, Tottenham berhasil menyamakan kedudukan melalui Dele Alli. Serangan cepat Tottenham di sisi kiri pertahanan Bournemouth diakhiri umpan silang Sergi Aurier ke kotak penalti. Dele Alli dengan sigap menyambut umpan matang itu dan mengubahnya jadi gol dengan tendangan keras di depan gawang.

Setelah bermain imbang 1-1 di babak pertama, gol yang ditunggu Tottenham akhirnya lahir di menit ke-62. Gol kedua Tottenham ini berawal dari aksi Danny Rose yang melakukan tusukan di sisi kanan pertahanan Bournemouth. Rose lalu mengirim bola ke Dele Alli yang lalu melepaskan umpan silang ke arah Son Heung-min.

Pemain asal Korea Selatan ini lalu melepaskan tembakan voli. Dengan lebih dulu memantulkan bola ke tanah, tembakan Son tidak bisa dibaca dengan baik oleh kiper Bournemouth, Asmir Begovic.

Tertinggal 1-2, Bournemouth coba menyerang lini pertahanan Tottenham dengan intensitas yang lebih tinggi. Namun hal ini malah jadi bumerang bagi tuan rumah. Lantaran kesalahan dalam distribusi bola, Tottenham punya kesempatan melakukan serangan balik.

Sebuah umpan Christian Eriksen sukses membuat Son Heung-Min berlari sendirian dari tengah lapangan. Dalam duel satu lawan satu dengan Begovic, Son sukses menipu Begovic dan melepaskan tembakan ke gawang yang sudah kosong. Tottenham pun unggul 3-1 di menit ke-87.

Dua menit berselang, Son punya kesempatan mencetak hattrick namun tendangan kerasnya bisa dibendung dengan baik oleh Begovic.

Tetapi di masa injury time, Begovic melakukan kesalahan. Saat ia menghalau bola hasil tendangan Kieran Trippier ke kotak penalti, bola malah mengarah ke Aurier. Aurier pun mampu menyundul bola masuk ke gawang yang tak terkawal. Laga pun berakhir dengan skor 4-1 untuk Tottenham.

Susunan Pemain

Bournemouth (4-4-1-1)

Begovic; Francis, Cook, Ake, Daniels (Ibe 67); Smith, Cook, Gosling, Stanislas (Defoe 76); Mousset (King 67); Wilson

Tottenham Hotspur (4-2-3-1)

Lloris; Aurier, Sanchez, Vertonghen, Rose (Trippier 81); Wanyama, Dembele; Eriksen, Dele Alli (Sissoko 86), Son Heung-Min; Harry Kane (Lamela 34)

Wednesday, 28 February 2018

Susunan Pemain SS Lazio vs AC Milan
Liputan6.com - Berikut ini adalah susunan pemain Lazio kontra AC Milan yang akan menjalani laga leg kedua semifinal Coppa Italia, di Stadio Olimpico, Rabu (28/2/2018) waktu setempat.



Susunan pemain:


Lazio (3-5-1-1): 1-Thomas Strakosha; 3-Stefan de Vrij, 22-Martin Caceres, 26-Stefan Radu; 77-Adam Marusic, 6-Lucas, 16-Marco Parolo, 19-Senad Lulic, 21-Sergej Milinkovic-Savic; 18-Luis Alberto; 17-Ciro Immobile.

Pelatih: Simone Inzaghi (Italia)

AC Milan (4-3-3): 99-Gianluigi Donnarumma; 2-Davide Calabria, 19-Leonardo Bonucci, 68-Ricardo Rodriguez, 13-Alessio Romagnoli; 79-Franck Kessie, 21-Lucas Biglia, 5-Giacomo Bonaventura; 63-Patrick Cutrone, 8-Suso, 10-Hakan Calhanoglu.

Pelatih: Gennaro Gattuso (Italia)