Sunday 18 March 2018

Ini Dia Skutik Touring Gede Kymco AK 550, Banderolnya Nyaris Rp170 Jutaan
Otosia.com - Di tengah ramainya pasar skutik bongsor, pabrikan Taiwan, Kymco, membocorkan informasi terbaru soal AK 550.

Meskipun brand tersebut tidak setenar merek Eropa dan Jepang di Indonesia, produk terbarunya ini mengusung desain yang sporty dan elegan.

Sekilas saja, bentuknya panjang kalau dilihat dari samping. Lalu kalau lihat bagian depannya, ada dua buah headlamp berdesain tajam, plus windshield yang memanjang ke atas. Berbagai fitur itu mampu mempertegas kemewahan skutik touring tersebut.

Soal ukuran bodinya yang panjang, spesifikasi menunjukkan dimensi 2.165 x 795 x 1400 mm. Meski begitu, joknya terlihat rendah sehingga bisa dipastikan posisi duduk jadi tegak. Ini jadi nilai penting kalau motor tersebut digunakan untuk menempuh jarak jauh.



AK 550 mengusung mesin dua silinder berkapasitas 550 cc, 8 valve, dan bersistem DOHC dengan pendingin cairan. Dayanya mencapai 53,5 PS pada putaran mesin 7.500 rpm, sementara torsi 55,64 Nm pada putaran mesin 5.500 rpm.

Seberapa kencang si gambot ini berlari? Dengan mesin 550 cc, top speed-nya menembus angka 161,7 km/jam. Namun, jangan takut terlampau boros karena suplai bahan bakarnya sudah injeksi.

Di sisi pengereman, Bosch ABS (Anti-lock Brake System) sudah terpasang di sana. Sementara itu, sektor kaki-kaki menggunakan suspensi upside down, dan monoshock dengan sudut rebah di belakang.

Menurut asso-scooter.org, skutik yang muat helm full face di bagasinya ini dipasarkan dengan banderol € 9,890 di Eropa atau setara Rp170 jutaan.
Inilah Pesaing Yamahan NMAX dan Honda PCX dari Kawasaki
Otosia.com - Isu Suzuki Burgman di tengah ramainya Nmax dan PCX menandakan skutik premium di Indonesia terus tumbuh dengan ceruk pasar menggoda.

Kondisinya terakhir, NMax laris manis di pasaran, ditambah lagi XMax pada kasta berikutnya. Belum puas, Yamaha pun menghadirkan adik NMax, Yamaha Lexi.

Honda pun ikut main. Mereka melakukan pembaruan pada skutik PCX 150 dengan banderol harga yang lebih terjangkau.

Belakangan ada isu Suzuki ambil ancang-ancang mengisi segmen skutik premium dengan Burgman berkubikasi lebih besar, yakni 180 cc, dan konon akan diproduksi di Indonesia.
Suzuki tidak menampik rencana Burgman 180, sekalipun belum akan diluncurkan tahun ini. “Kalau itu masih lama. Belum untuk tahun ini,” kata sumber Suzuki.



Lantas apa kabar dengan “geng ijo” Kawasaki. Apakah mereka turut terpancing? Rupanya Kawasaki tetap mempertahankan imej sebagai brand motorsport terkemuka.

Bahkan Kawasaki Heavy Industries (KHI) sebagai prinsipal PT Kawasaki Motor Indonesia sudah menyatakan tidak punya rencana memprroduksi skutik premium di Indonesia, atau mengimpornya.

“Tidak ada basicnya dan Kawasaki tidak pernah mendevelopment khusus motor skutik. Jadi kita tidak ada rencana juga menjualnya (skutik premium),” kata Sucipto Wiyono, Supervisor Marketing Division PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
Hal itu disampaikan walaupun Kawasaki punya matik hasil kolaborasi dengan Kymco. Padahal, mereka bekerja sama dengan pabrikan Taiwan itu di Eropa dengan menjual J300, yang kalau masuk ke Indonesia akan berhadapan dengan XMax.

Keputusan itu tidak terlepas dari fokus mereka di segmen motorsport Indonesia. Jagoan mereka, Ninja 250, masih menjadi raja di kelas 250 cc, mengasapi Yamaha R25 dan Honda CBR250. Kawasaki fokus mempertahankan dominasinya di sport premium.

“Penjualan Ninja 250 kami cukup baik, termasuk juga KLX . Hal ini karena brand trust dan memang mind set pengguna Kawasaki itu berbeda," ujar Sucipto

Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada bulan Februari lalu Ninja 250 terjual sebanyak 2.188 unit, sementara Honda CBR25 hanya 201 unit, dan Yamaha R25 terjual 83 unit. Jadi, masuk akal kalau Kawasaki enggan membuka pintu untuk skutik. Setidaknya untuk saat ini.

Wednesday 14 March 2018

Penjualan Mobil Wuling Melejit, Confero Terlaris
TEMPO.CO - Pendatang baru dari Cina, Wuling Motors, mencatat penjualan menggembirakan selama dua bulan pertama 2018. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Wuling Cortez, yang diperkenalkan pada 3 Desember 2017, mencatat penjualan 444 unit pada Februari 2018



Angka ini meningkat dibanding penjualan sebulan sebelumnya 372 unit. Wuling Cortez tipe tertinggi, yakni 1.8L dengan transmisi intelligent-Automated Mechanical Transmission, menjadi kontributor penjualan sebanyak 276 unit.

Kontribusi terbesar produk Wuling dihasilkan Wuling Confero. Mobil yang mengisi segmen low multipurpose vehicle (MPV) ini terjual 565 unit, meningkat dibanding penjualan pada Januari sebanyak 555 unit.


Komposisi penjualan pada Februari didominasi tipe Confero S 1.5 MT atau tipe termurah sebanyak 297 unit. Pada Januari, Confero S 1.5L (tipe tertinggi) menjadi kontributor terbanyak dengan penjualan 220 unit. Total penjualan Wuling sepanjang Januari-Februari tercatat 1.936 unit.

Di sela-sela Media Test Drive Wuling Cortez di Semarang beberapa waktu lalu, Marketing and Brand Director Wuling Motors Jason Ding mengatakan pengiriman unit Wuling Cortez ke pelanggan berjalan dengan lancar. "Kami berharap Wuling Cortez diterima dengan baik oleh masyarakat di Indonesia, sama seperti Confero yang terlebih dahulu dipasarkan," katanya.

Kepala Cabang Wuling Motors Magelang Donni Hariwibowo mengatakan peminat Wuling Cortez di Magelang dan sekitarnya mulai tinggi. Per 2 Maret, kata Donni, Wuling Motors cabang Magelang sudah mengirimkan 20 unit Wuling Cortez ke konsumen. "Masih ada beberapa unit lagi yang siap dikirim," ujarnya.

Brand Manager Wuling Motors Dian Asmahani mengatakan Wuling Motors saat ini fokus memperkenalkan dua produk yang telah dipasarkan ke masyarakat Indonesia.


Menurut Dian, respons pasar Jawa Tengah terhadap Confero dan Cortez cukup tinggi. Khusus untuk Wuling Cortez, Jawa Tengah, termasuk Yogyakarta, menyumbang market 15 persen secara nasional. "Jadi hingga akhir tahun ini akan ada 16 dealer Wuling Motors di Jawa Tengah. Ada penambahan 10 dealer baru," ucapnya.

Secara nasional, Dian melanjutkan, Wuling menargetkan memiliki 80 dealer tahun ini. Hingga saat ini, sudah ada 50 dealer yang beroperasi. Dealer itu berada di bawah tujuh grup main dealer. "Investasi setiap dealer angkanya berbeda-beda. Diserahkan ke dealer," tuturnya.

Wuling Cortez merupakan mobil keluarga berkapasitas tujuh penumpang. Model ini mengisi segmen MPV medium, berkompetisi dengan Toyota Kijang Innova. Sedangkan Wuling Confero merupakan low MPV tujuh penumpang. Model ini berkompetisi dengan Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander, Daihatsu Xenia, Suzuki Ertiga, Honda Mobilio, Honda BR-V, dan Nissan Grand Livina.
Honda PCX Pakai Mesin Vario, Begini Perbedaannya
Otosia.com - PT Astra Honda Motor secara resmi meluncurkan All New Honda PCX rakitan dalam negeri. Mesinnya sendiri berkapasitas silinder 150 cc dan disebut sebagai generasi baru. Padahal, sebelumnya PT Astra Honda Motor juga sudah memasarkan skutik 150 cc untuk model Vario.

"PCX ini menggunakan mesin generasi baru dengan ESP," ujar President Director AHM Toshiyuki Inuma.













Baik Vario 150 maupun PCX, keduanya memang sama-sama mengadopsi sistem ESP. ESP sendiri adalah singkatan dari Enhanced Smart Power (ESP). Dasarnya, teknologi ini membuat bagian mesin minim gesekan di samping efisien dalam hal pendinginan.

Namun jika menilik data daya mesin, maka terlihat perbedaan di antara keduanya. Daya mesin PCX produksi lokal ini 10,8 KW / 8.500 rpm, sementara Vario sebesar 9,3 KW / 8.500 rpm.

Tentu saja tambahan daya dibutuhkan karena PCX berbobot 131-132 kg, sementara Vario hanya 109 kg.
Jenderal Bintang Tiga TNI Tetap Gagah Meski Tunggangi VW Beetle Klasik
Otosia.com - Panglima Kostrad Letjen TNI Agus Kriswanto tampak gagah dan sederhana dalam kendaraan dinasnya. Bukan kendaraan berat layaknya rantis dengan segudang fitur, ia kali ini nampak bersama rombongan menaiki sebuah mobil klasik yang melegenda.




Kejadian ini sempat diabadikan oleh kamera warganet dan diunggah oleh pemilik akun facebook Irfan Faozani pada Rabu kemarin (7/3/2018). Dalam video berdurasi 47 detik tersebut, terlihat jenderal TNI bintang tiga kelahiran Pakalongan 57 tahun lalu itu menggunakan VW Beetle sebagai kendaraan dinas.

Mobil lawas itu mendapat sentuhan khas TNI, yaitu cat berwarna hijau tua. Selain itu juga terlihat beberapa tanda jabatan pada mobil klasik tersebut.

VW Beetle merupakan mobil asal Jerman yang sebenarnya menyasar segmen keluarga pada waktu itu. Desainnya yang mungil didesain untuk memuat 2 orang dewasa dan 3 anak.

Karena digunakan di perkotaan, Volkswagen membekali Beetle dengan mesin yang bervariasi, 1.1L H4, 1.2L H4, 1.3L H4, 1.5L H4, dan 1.6L H4. Mobil ini dibuat berdasarkan perintah petinggi Nazi, Adolf Hitler, yang menginginkan mobil urban dengan harga murah.

Di Indonesia, mobil ini kerap disebut sebagai VW Kodok. Kini, VW keluaran 1940-an itu telah tergolong sebagai mobil klasik.
Utang luar negeri Indonesia Rp4.800 triliun
BBC.com - Berbagai silang pendapat bermunculan setelah Bank Indonesia mengumumkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia, tahun 2017, mencapai lebih Rp4.000 triliun.

Ada yang menyebut jumlah tersebut masih dalam batas aman, tetapi ada pula yang berkata tidak.

Berikut lima hal yang perlu Anda ketahui terkait Utang Luar Negeri Indonesia.


Mengapa jumlahnya sangat banyak?


Pada data yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) Februari lalu, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia 2017 silam mencapai US$352,2 miliar atau sekitar Rp4.849 triliun (kurs Rp13.769).

Jumlah itu naik 10,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai gambaran, pada 2016, ULN Indonesia 'hanya' naik sebesar 3%.

Peningkatan ULN ini cukup drastis karena "sejalan dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif pemerintah lain", ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, dalam keterangan resminya.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo pernah mengungkapkan bahwa untuk membangun infrastruktur di berbagai penjuru negeri pada 2015-2019, Indonesia membutuhkan anggaran sekitar Rp5.000 triliun.

"Biaya itu tidak bisa semuanya dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), atau APBD, sehingga pemerintah mencari jalan lain, yaitu menarik investasi dari luar negeri dengan menerbitkan surat utang," ungkap Ekonom Bank Permata, Josua Pardede.

Dalam lebih tiga tahun memimpin, pemerintahan Jokowi menyebut telah membangun di antaranya 2.623 km jalan aspal, sebagian besar di "Papua, perbatasan Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur"; lebih dari 560 km jalan tol; lebih 25.000 meter jembatan; sejumlah bandar udara; proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dan Palembang, serta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance, INDEF, Enny Sri Hartati, kepada BBC Indonesia mengungkapkan besarnya kenaikan ULN 2017 dibandingkan 2016, karena dua tahun jelang akhir pemerintahan Jokowi-JK: "Pemerintah ingin mempercepat pembangunan. Selain itu, yang berutang (ke luar negeri) itu tidak hanya pemerintah, tetapi juga BUMN."

"Misalnya (lewat) pencatatan obligasi global, Komodo Bond di London oleh Wijaya Karya, yang juga bertujuan mengeluarkan surat utang untuk percepatan pembiayaan infrastruktur," kata Enny.

Aman atau tidak?


Ekonom INDEF, Enny Sri Hartati, menyebut jumlah utang tersebut "pasti tidak aman" karena bunga dan cicilannya dibayar dengan "gali lubang, tutup lubang". Utang baru dianggap aman kalau pelunasannya "tidak mengganggu likuiditas".

Kondisi gali lubang tutup lubang ini muncul akibat rasio penerimaan pajak, yang merupakan salah satu sumber dana untuk membayar ULN, "juga turun". Realisasi penerimaan pajak Indonesia pada 2017 mencapai Rp1.151 triliun atau 'hanya' 89,7% dari target pada APBN-P 2017.

Enny mengungkapkan kondisi tersebut "akan dilihat pasar sebagai risiko fiskal, yang membuat pasar keuangan Indonesia jadi rapuh dan mudah sekali timbul kekhawatiran. Kalau dollar menguat, orang akan cepat khawatir akan terjadi aliran dana keluar."

Ditambahkannya lagi, meskipun utang untuk pembangunan infrastruktur, tetapi "rasa percaya diri pasar, masih relatif stagnan.

Ini terlihat dari pertumbuhan investasi pada triwulan tiga dan empat tahun 2017, yang meskipun bertumbuh, tetapi hanya di sektor jasa, bukan ke sektor riil (pertanian, pertambangan, industri) yang lebih punya efek berganda pada kesejahteraan masyarakat."

Meskipun begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa kondisi utang Indonesia "masih aman", karena jika dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) masih berada di kisaran 34% dan menambahkan utang tidak boleh melebihi 60% dari PDB negara.

Namun, Enny tidak setuju dengan itu karena dia menganggap rasio utang terhadap PDB hanyalah salah satu indikator: "Tidak ada yang menjamin, rasio tingkat utang aman itu adalah di bawah 60%. Kita lihat Portugal, sebelum dinyatakan bangkrut, rasio utangnya juga dibilang aman-aman saja."

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, tidak sejalan dengan Enny.

Menurutnya ULN Indonesia masih dalam batas aman, karena 80% nya adalah dalam bentuk Surat Utang Negara "dengan tenor jatuh tempo jangka panjang, yaitu rata-rata delapan sampai 10 tahun".

Dengan tenggat pembayaran yang tidak terburu-buru, pemerintah diyakini Josua akan bisa melunasi utang dan bunganya, lewat peningkatan produktivitas utang yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur: "Apalagi dengan utang kita itu, tahun lalu ekonomi Indonesia juga bisa tumbuh 5%."

Akankah membebankan 'anak-cucu'?


Besarnya angka ULN Indonesia membuat berbagai pihak berkomentar, seperti Ketua Dewan Pembina Partai Beringin Karya (Berkarya), Hutomo Mandala Putra atau yang lebih dikenal dengan nama Tommy Soeharto.

Menurutnya, saat ini ULN Indonesia memprihatinkan, karena mencapai tujuh kali lipat dibandingkan zaman kepemimpinan ayahnya, Soeharto, pada masa Orde Baru, yang berkisar US$54 miliar atau sekitar Rp743 triliun.

Komentar bahwa anak-cucu orang Indonesia akan ikut menanggung utang pun, kembali ramai terdengar dan Enny menilai reaksi tersebut wajar karena "pembayaran utang adalah dengan menggunakan pajak sehingga beban pajak nantinya tentu akan ditanggung oleh anak cucu kita."

Meskipun begitu, dia melihat penggunaan ULN untuk pembangunan infrastruktur akan membuat beban pajak itu tidak akan begitu terasa lagi oleh anak-cucu kita.

"Hasil berupa pembangunan dan banyaknya lapangan kerja membuat anak-cucu kita tak repot lagi mencari kerja. Sekalipun mereka harus bayar pajak, tidak masalah karena sumber pendapatan lebih besar dari beban pajaknya."

Hal senada disampaikan Josua Pardede: "Beban utang ke masyarakat kita itu tak seburuk yang dibayangkan, karena utangnya diperuntukkan untuk kegiatan produktif membangun infrastruktur."

"Apalagi berbagai lembaga internasional sudah memproyeksi kita akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomor empat atau lima dunia. Jadi, utang ini akan sangat setimpal."