Baca Juga
Ingin Bangun Sirkuit, Yamaha-Honda-Suzuki Harus Patungan
Merdeka.com - Pembuatan sirkuit di Indonesia membutuhkan biaya di taraf triliunan rupiah. Yamaha yang merasa bahwa pebalap Indonesia butuh sirkuit baru dan memadai untuk berkembang merasa bahwa dana itu tidak sedikit. Untuk itu, diperlukan kerja sama di antara pihak-pihak terkait.
"(Dana Rp 2 triliun), saya enggak yakin tuh Yamaha untungnya sampai segitu. Ini harus melibatkan pihak ketiga, pemerintah dan investor. Ya AISI mungkin, yang banyak uang," canda M Abidin, GM After Sales & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
Pihak-pihak yang dilibatkan tentu saja mencakup para ATPM sepeda motor yang berdiri di posisi terlaris, yakni Honda, Yamaha, dan Suzuki. Dengan adanya para produsen ini, ditambah produsen lain yang juga sedang berkembang, setidaknya pembangunan sirkuit bisa dilakukan dengan cara patungan.
"Ya kalau AISI berminat, di situ kan ada Yamaha, Honda, Suzuki. Kan bisa patungan. Kalau Yamaha doang, nanti kayak di Jepang. Nama sirkuitnya Suzuka, baru mau," candanya lagi.
Kebutuhan akan sirkuit saat ini setidaknya diutarakan oleh Yamaha selaku produsen sepeda motor sport kelas menengah, R25 dan R15. Harapan mereka, keberadaan sirkuit lagi selain Sentul akan meningkatkan kemahiran pebalap Indonesia dalam berjibaku di atas lintasan.
Namun, biaya membuat sirkuit tidak sedikit. Menurut perhitungan M Abidin, dana yang dikeluarkan untuk membangun satu sirkuit setidaknya Rp 2 triliun, dan itu hanya untuk harga tanah.
"Bikin sirkuit, luasnya harus 100-200 hektar. Kalau harga tanahnya Rp 100.000 saja (per meter persegi), kita butuh uang Rp 2 triliun," ujarnya.