Monday, 11 February 2019

Gratis, Mobil Wakil Bupati Jadi Mobil Pengantin Warga
Kebijakan setiap daerah di Indonesia berbeda-beda tergantung pemimpinnya. Kini mulai banyak kebijakan dengan inovasi positif yang berguna bagi masyarakatnya. Kali ini terkait mobil pengantin.

Salah satu kebijakan unik yang baru-baru ini menarik perhatian dikeluarkan Wakil Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan. Melalui akun Instagram pribadinya, pria berusia 36 tahun tersebut mengeluarkan kebijakan mengenai penggunaan mobil dinas yang boleh dipakai oleh warga.



Terlihat pada foto yang dibagikan tertulis "Siap Antar Jemput Pengantin Khusus Warga Bandung Barat di Hari Minggu".

Hal itu menjelaskan mobil dinas Wakil Bupati boleh digunakan oleh warga, namun hanya diperuntukkan sebagai mobil pengantin untuk mengantar-jemput pengantin ke pelaminan.

Tak hanya mobil, Hengky juga akan meminjamkan sopir tanpa memungut biaya sama sekali. Hanya saja terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti mengirim pengajuan dan undangan ke kantor tempatnya memimpin.

Pengantin yang lebih dahulu mengirimkan undangan dan surat pengajuan merupakan prioritas utama. Hal itu dikarenakan jumlah mobil dinas hanya satu unit.


Hati-Hati, Pakai GPS Saat Berkendara Bisa Dihukum 3 Bulan Penjara
Mahkamah Agung (MK) telah menolak terkait uji materi penggunaan global positioning system (GPS) di telepon seluler saat berkendara. Larangan penggunaan GPS ini, tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009.

Jadi, bagi pengemudi yang mengaktifkan GPS di telepon pintarnya saat berkendara, bisa didenda sebesar Rp 750 ribu dan juga pidana kurungan selama tiga bulan penjara.

Menurut Kasubdit Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kompol Herman Ruswandi, larangan penggunaan GPS sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Sudah diatur di pasal 106 ayat 1 dan pasal 283 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, sehingga tidak diragukan lagi," kata Herman seperti dikutip dari Antara, disitat dari news Liputan6.com, ditulis Senin (11/2/2019).



Saat ini, kata Herman, penindakan dilakukan oleh petugas yang ada di lapangan. Namun ke depan penindakan tersebut akan diintegrasikan dengan sistem tilang elektronik menggunakan kamera CCTV.

"Saat ini masih oleh petugas baik yang berjaga atau yang berpatroli, tapi ke depan ketika kamera CCTV sudah terpasang dan itu juga sudah bisa dijadikan alat bukti yang sah sesuai undang-undang," ujar Herman.

Herman mengungkapkan pemakaian GPS saat berkendara berpotensi mengganggu konsentrasi pengemudi. Sehingga dikhawatirkan menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Meski demikian, Herman mengaku penggunaan GPS tetap diperbolehkan, asal tidak digunakan saat pengemudi tengah berkendara.

"Jika dia mengoperasikan GPS di ponselnya atau yang ditempelkan dalam keadaan kendaraan menepi di pinggir jalan, itu boleh. Yang jelas ditindak adalah yang mengoperasikannya saat jalan apalagi di jalur cepat, karena pasti akan mengganggu konsentrasi," kata dia.

Dengan aturan ini, Herman mengharapkan tidak ada lagi kecelakaan-kecelakaan fatal akibat pengemudi kehilangan konsentrasi ketika mengendarai kendaraannya.

"Karena aturan ini sesungguhnya bertujuan melindungi kepentingan umum yang lebih luas akibat perilaku pengemudi yang konsentrasinya terganggu karena menjalankan dua aktivitas," ujar Herman menambahkan.

sumber: Liputan6.com

Saturday, 9 February 2019

Sadis, Motor Kustom Asal Bogor Ini Pakai Mesin Toyota Kijang
Kustom sepeda motor menggunakan mesin motor sepertinya sudah biasa. Tapi kali ini ada yang tak biasa, yakni menggunakan mesin mobil Toyota Kijang  tahun 1978 dengan tipe mesin 3K berkapasitas 1300 cc. Builder di balik motor ini adalah Julian Hidayat alias Bonyok, owner Bokor Custom yang berdomisili di Cibinong, Bogor, Jawa barat.

Konsep motor cafe dragster bermesin Toyota kijang ini diberi nama Gabus Darat, panjang dari ujung ban depan hingga belakang mencapai 2 meter dengan wheelbase 1,5 meter. Benar saja, Bonyok memang awal mulanya terinspirasi dari konsep motor drag luar negeri yang memiliki wheelbase yang cukup panjang dan bermesin besar. Dari sana muncul ide bagaimana mendapatkan motor dengan mesin besar tapi dengan budget yang minim.



"Awal cerita saya ingin buat suatu karya yang beda dari yang lain karena kalau beda sudah pasti seru, jadi ambil dari mesin mobil, kebetulan saya lebih suka ke cafe racer tapi lebih cenderung ke cafe dragster," ujarnya kepada Tempo di bengkel Bokor Custom, Bogor pada Sabtu, 9 Fabruari 2019.

Kesulitan saat membangun motor ini, lanjut dia, ada pada bagian transmisinya karena transmisi mobil dan motor posisinya tentu berbeda. Selanjutnya menghubungkan tenaga mesin ke roda, karena mesin mobil pakai gardan sedangkan motor pakai rantai.

"Transmisi saya bikin semi otomatis jadi matik tapi tetap tidak ada transmisi, jadi cuma mengandalkan putaran RPM lalu ke tuas gardan, jadi saat mesin nyala, lepas kopling, naikkan RPM, motor langsung jalan tanpa masuk gigi (gear)," kata Bonyok.

Alasan Bonyok pilih mesin Toyota Kijang ini karena di Indonesia tidak ada yang tak kenal Toyota Kijang. Selain itu mesin juga banyak tipenya dan part mudah didapatkan di daerah.

Pembuatan rangka masih terinspirasi dari motor drag luar negeri. Namun, untuk menentukan posisi mesin yang cukup besar, membangun sasis yang kuat perlu inspirasi dan ia sempatkan untuk cari informasi di internet hingga akhirnya mendapatkan model tubular seperti ini.

Dalam membangun motor dari mesin mobil, Bonyok menjelaskan bahwa yang harus diperhatikan adalah rangka yang pasti harus kuat dan seimbang. Karena modifikasi ini perubahannya sangat drastis dari mesin yang dipasang di mobil ini dicangkok ke motor, otomatis perhitungannya harus matang.

sumber: tempo.co
Rio Haryanto Kemudikan Ferrari 488 GT3 di Blancpain GT Asia 2019
 Mantan pembalap F1 asal Indonesia, Rio Haryanto, kembali ke lintasan balap secara penuh tahun ini. Pembalap asal Solo itu akan bergabung dengan tim T2 Motorsports dalam kejuaraan Blancpain GT World Challenge Asia.

Kepada Tempo, Rio mengaku siap berlaga di balapan yang akan menggunakan mobil Ferrari 488 GT3. "Saya siap, langsung gas saja pokoknya," kata Rio, Kamis malam, 7 Februari 2019.

Rio mengaku senang bisa kembali balapan penuh sepanjang musim 2019. Ia juga mengaku tak sabar untuk segera menjajal mobil Ferrari 488 GT3 di lintasan balap. "Insya Allah bisa memenani kejuaraan," ujarnya.



T2 Motorsports merupakan tim yang bermarkas di Singapura yang terakhir kali berkompetisi di ajang pada 2017 dengan pembalap David Tjipobiantoro dan Gregory Teo. Tim ini mengakhiri musim itu di peringkat 6 klasmen umum kelas Am Cup.

Keduanya kembali berlaga tahun ini sebagai bagian dari line-up Pro-Am dan menggaet mantan pembalap Formula 1 Rio Haryanto untuk bertarung penuh di enam balapan musim ini.

David akan menjadi tandem Rio untuk balapan di Sepang, Buriram, Fuji dan Yeongam sementara Teo akan mendampingi Rio berlomba di Suzuka dan Shanghai.

Ferrari 488 GT3 T2 Motorsports akan bergabung dengan mobil-mobil GT3 kelas dunia seperti Audi, BMW, Lamborghini, Mercedes-AMG, dan Porsche pada balapan Blancpain GT World Challenge Asia musim 2019.

“Kami gembira kembali bisa balapan di Blancpain GT World Challenge Asia tahun ini," kata Teo seperti dikutip www.blancpain-gt-series-asia.com. "Kami kembali pada tahun 2019 dengan program baru dan line-up driver yang mampu mencetak kemenangan. Dan itu sangat menjanjikan."

Rio Haryanto merupakan pembalap F1 pertama asal Indonesia. Ia bergabung dengan tim Manor Racing F1 pada musim kompetisi 2016.

Pada tahun 2018, Rio Haryanto kembali menjajal lintasan balap dengan mengikuti lomba ketahanan SIC888 di Shanghai dengan mengendarai mobil balap Audi R8 LMS GT4.

Berikut ini jadwal Blancpain GT World Challenge Asia 2019

- Sepang International Circuit (6-7 April 2019)

- Chang International Circuit (11-12 Mei 2019)

- Suzuka International Circuit (22-23 Juni 2019)

- Fuji Speedway (6-7 Juli 2019)

- Korea International Circuit (3.4 Agustus 2019)

- Shanghai International Circuit (27-28 September 2019)

sumber. Tempo.co

Sunday, 27 January 2019

Tiket Garuda Indonesia dan Sriwijaya Diskon hingga 70 Persen, Ini Rutenya
Garuda Indonesia Group merayakan hari jadinya ke-70 dengan membanting harga tiket pesawat hingga diskon 70 persen untuk rute tertentu.

Diskon 70 persen hanya berlaku di rute penerbangan Jakarta-Surabaya, Jakarta-Yogyakarta, dan Jakarta-Padang. Diskon hanya berlaku untuk sekali jalan dan pergi-pulang dari tarif dasar.



Namun, perlu dicatat bahwa promo diskon ini tidak berlaku untuk tiket rombongan.

Sementara itu, untuk destinasi lainnya, ada diskon hingga 50 persen yang berlaku untuk seluruh rute domestik dan internasional, kecuali Timur Tengah.

Citilink Indonesia juga memberi diskon hingga 30 persen untuk semua destinasi. Garuda Indonesia Group juga menyediakan 222 kuota tambahan diskon per hari dari bank mitra mereka, yaitu BNI, BRI, BTN Citibank, Mandiri, dan UOB.

Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah tanggal blackout, di mana harga promo tidak tersedia. Untuk penerbangan Shanghai, tanggal blackout berlaku pada 30 Januari-10 Februari 2019.

Sementara untuk rute Tokyo, tanggal blackout berlaku 30 Maret -7 April 2019, 26 April-6 Mei 2019, 3 - 26 Agustus 2019, dan 14 - 23 September 2019.

Sriwijaya Air


Sriwijaya Air yang juga berada di bawah Garuda Indonesia Group pun memberi diskon sampai dengan 70 persen untuk rute tertentu. Rute yang berlaku adalah Jakarta-Denpasar menjadi Rp 456.000, Yogyakarta-Denpasar menjadi Rp 400.000, Jakarta-Surabaya menjadi Rp 401.000, Medan-Penang menjadi Rp 392.000, Jakarta-Yogyakarta Rp 280.000, dan Surabaya-Denpasar menjadi Rp 225.000.

Pembelian tiket promo, baik Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, maupun Nam Air hanya bisa dilakukan mulai 26 Januari hingga 1 Februari 2019. Sementara periode perjalanan bisa sampai 15 Desember 2019.

Diskon hanya berlaku jika pelanggan membeli melalui website Garuda Indonesia (www.garuda-indonesia.com), aplikasi mobile  Garuda Indonesia, dan agen perjalanan online tertentu.

Sementara diskon pembelian tiket Sriwijaya Air dan Nam Air hanya berlaku untuk pembelian melalui website sriwijayaair.co.id dan aplikasi mobile Sriwijaya Air.
Inilah Pesaing Pajero Sport dan Fortuner dari Wuling Motor
Wuling Almaz diposisikan sebagai sport utility vehicle (SUV) medium, yang secara rival di pasar otomotif nasional, dihuni oleh pemain cukup beragam termasuk kategori "kelas berat". Sebut saja, Honda CR-V, Mitsubishi Pajero Sport, dan Toyota Fortuner, yang sudah lebih dari satu dekade hadir dan menempel di benak konsumen Indonesia.



Namun, dua merek terlaris selalu diisi oleh Pajero Sport dan Fortuner. Bahkan, hingga akhir 2018 pun kedua model itu masing saling berebut takhta di segmen SUV medium.

Data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) periode Januari-September, Pajero Sport terjual 13.826 unit, dan Fortuner 17.771 unit.

Melihat persaingan itu, menurut Brand Manager Wuling Motors Indonesia Dian Asmahani tetap percaya diri, meskipun secara kapasitas penumpang hanya lima orang. Tetapi, Almaz memiliki banyak keunggulan, mulai dari tampilan hingga beragam fitur.

"Fitur keamanan dan keselamatan serta yang lainnya kita begitu komplet, sehingga kami sangat yakin produk ini bisa diterima dengan baik oleh konsumen," ucap Dian ketika berbincang dengan Kompas.com di Sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/1/2019).

Mengenai target penjualan, kata Dian disesuaikan dengan kondisi dan permintaan pasar. Tahun ini, Wuling juga masih fokus memperbanyak jaringan penjualan, sehingga konsumen bisa lebih mudah lagi mendapatkan produk Wuling, termasuk Almaz.



"Kalau pemesanan baru bisa dilakukan pekan depan, berbarengan dengan pengiriman dari pabrik ke diler. Tetapi kalau harga masih belum bisa diinformasikan," ujar Dian.

Dian melanjutkan, rasa percaya diri Wuling bermain di segmen SUV medium ini juga karena melihat tren dalam beberapa tahun terakhir terus tumbuh. Meskipun pemainnya banyak, tetapi pasar juga terus berkembang.

"Target konsumen kami juga yang benar-benar menginginkan sensasi berkendara yang berbeda, karena kami sekarang ini baru menawarkan versi 5-penumpang, ditambah lagi fitur yang tersedia begitu banyak," kata dia.
TATA 45X Menantang Honda Jazz dengan Harga Menggoda
Tata 45X sudah banyak dibicarakan di kalagan pecinta otomotif, khususnya India. Hatchback kompak ini akan menantang Honda Jazz.

Mengutip Cardekho.com, menjelang peluncurannya yang kian dekat, pihak Tata Motors membocorkan bahwa versi produksi massal Tata 45X akan dirilis pada Juni 2019 mendatang.



Menurut sumber yang sama, diprediksi pesaing Honda Jazz ini akan dijual dengan harga INR550.000 sampai INR850.000, sekitar Rp 109 jutaan hingga Rp 168 jutaan untuk varian tertinggi.

Sempat dikabarkan sebelumnya, versi produksi massal mobil yang melakoni debutnya dalam gelaran India Auto Expo 2018 itu sempat beberapa kali tertangkap kamera saat diuji coba.

Berdasarkan foto-foto tersebut, Tata 45X nantinya akan dilengkapi air-dam besar dan headlight tipis. Sedangkan interiornya dibekali sistem infotainmen layar sentuh.

Untuk urusan performa, mobil hatchback ini diperkirakan akan mengusung mesin bensin Revotron 1.200cc. Selain itu, tersedia pula varian diesel 1.500cc.



Tata 45X digadang-gadang menjadi penantang Honda Jazz dari Tata Motors. Bocoran mobil anyar inipun terus terkuak setelah sosoknya tertangkap kamera saat diuji coba di jalan raya.

Berdasarkan gambar yang dimuat oleh salah satu media lokal India, Gaadiwaadi.com, Tata 45X tampak dibekali dengan instrumen panel perpaduan analog dan TFT full-color 7 inci.

Sumber: Liputan6.com

Honda Punya Motor Unik Lagi, Namanya Pop 110i
Setiap negara memiliki karakter konsumen dengan keunikannya masing-masing. Salah satu contohnya adalah Honda XRM 125 untuk konsumen di Filipina. Motor tersebut memadukan motor bebek dengan wajah khas motor trail.



Hal itu juga diterapkan oleh Honda Brazil. Di negeri samba, beredar motor bebek yang dilengkapi half-fairing dan menggunakan setang naked bernama Honda Pop 110i.

Sekilas, Honda Pop 110i mirip dengan Honda Sonic yang beredar di Indonesia. Hanya saja, motor ini menggunakan setang standar motor bebek, sepasang suspensi belakang, dan ukuran pelek yang berbeda.

Secara spesifik, Honda Pop 110i menggunakan pelek depan berdiameter 17 inci, sedangkan di belakang terpasang pelek 14 inci. Sepatbor depannya pun dibuat agak tinggi layaknya motor bebek.

Bermain di segmen entry-level, Honda Pop 110i tak dibekali dengan berbagai fitur. Motor ini masih menggunakan headlight bohlam dan instrumen panel analog. Bahkan, kuncinya tidak menggunakan sistem shuttered-key.

Selain itu, sepasang pelek jari-jari (spoke wheel) Honda Pop 110i masih dikawal dengan rem tromol. Meski demikian, remnya sudah dilengkapi dengan teknologi Combi Brake System (CBS).

Untuk urusan performa, Honda Pop mendapat asupan tenaga sebesar 8 Tk dengan torsi 9 Nm dari mesin 1-silinder 109,1 cc. Dapur pacu tersebut disokong dengan sistem pengabutan injeksi PGM-FI.

Meski minim fitur, harga Honda Pop 110i terbilang tinggi. Berdasarkan situs resmi Honda Brazil, motor ini dibanderol BRL5.790 yang setara dengan Rp21,7 juta (Kurs BRL1 = Rp3.756).

Sumber: Otosia.com
Keren, Motor Suzuki Ini Bergaya Moge Amerika
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) 2W sempat memamerkan Suzuki Intruder 150 saat Pekan Raya Jakarta (PRJ) tahun lalu. Motor ini sempat menyedot perhatian banyak orang.

Suzuki Intruder adalah motor cruiser bergaya modern yang identik dengan mesin berkapasitas besar alias motor gede (moge). Hanya saja, di India, naked-bike ini memiliki varian 150 cc.



Sayangnya, sampai saat ini pihak SIS 2W masih belum menunjukkan gerak-gerik memasarkan Suzuki Intruder untuk pasar Indonesia. Hal serupa ternyata juga dilakukan oleh Suzuki Vietnam.

Namun, Suzuki Vietnam telah memiliki produk lain yang juga bergaya cruiser, namun bukan Suzuki Intruder, melainkan Suzuki GZ150-A. Berdasarkan situs resmi Suzuki Vietnam, naked-bike ini dibanderol VND63,9 juta atau sekitar Rp39 jutaan (VND1 = Rp0,61).

Berbeda dengan Suzuki Intruder yang tampak modern, Suzuki GZ150-A justru kental dengan nuansa cruiser Amerika dan lebih mirip beberapa varian Harley-Davidson.

Tengok saja sektor depannya yang dibekali headlight bulat, setang tinggi, speedometer bulat, dan crash-bar. Tangki Suzuki GZ150-A dibuat lebar namun pipih, khas motor cruiser.

Bergeser ke tengah, Suzuki GZ150-A memiliki jok split-seat lebar dengan sandaran kecil di bagian belakangnya. Di sampingnya terdapat sepasang box yang khusus untuk motor ini.

Aura cruiser Amerika juga sukses dimunculkan oleh beberapa komponen krom yang berpadu dengan body berwana hitam. Selain itu, velg depannya berdiameter lebih lebar, 18 inci, dibanding belakangnya, 16 inci.

Untuk urusan performa, Suzuki GZ150-A mengandalkan mesin 1-silinder 150cc berpendingin udara. Dapur pacu bersistem pengabutan injeksi ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 11,5 hp dengan torsi 11,12 Nm.

Sayangnya, Suzuki GZ150-A terbilang minim fitur. Motor cruiser ini masih mengandalkan pencahayaan bohlam, instrumen panel analog, dan tidak dilengkapi rem ABS.

sumber: liputan6.com

Thursday, 24 January 2019

Dibanderol Rp34 Juta, Yamaha MT-15 Resmi Masuk Indonesia
 Tanpa seremonial, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Agen Pemegang Merek  (APM) Yamaha di Indonesia mengumumkan bahwa pihaknya telah menjual MT-15 untuk konsumen di Tanah Air. Dengan masuknya Yamaha MT-15 itu artinya menambah panjang keluarga MT. Sebelumnya ada MT-10, MT-09, MT-07, MT-03 serta MT-25.

“Kehadiran MT-15 merupakan representasi atas gaya berkendara masa kini. Hal tersebut dapat dilihat melalui desain motor yang lebih agresif, penambahan fitur terbaru. Serta optimalisasi mesin yang lebih bertenaga,” ujar Yordan Satriadi selaku Deputy General Manager Marketing YIMM, dalam keterangan resminya.



Dari segi penjualan secara nasional, sepeda motor bergaya sport kurang begitu bergairah. Tapi Yordan yakin munculnya Yamaha MT-15 mampu meraih pencapaian yang positif.

“Kami optimis MT-15 akan mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat dan menjadi trend setter di kalangan para pecinta naked sport kedepannya,” jelas Yordan.

Keluarga baru di MT series ini mendapat sentuhan pengembangan yang baik dari Yamaha seperti desain, fitur, maupun performa mesin. Ini sebagai upaya dalam memberikan pengalaman berkendara yang lebih menyenangkan kepada pecinta sepeda motor sport di Indonesia.

Yamaha MT-15 hadir dalam tiga pilihan warna yakni Matte Grey, Matte Blue, dan Metallic Black. Satu unit Yamaha MT-15 dipasarkan seharga Rp34,95 juta.

Meluncur di Thailand


Sebelum masuk ke Indonesia, Yamaha MT-15 meluncur lebih dahulu di Thailand. Di sana Yamaha MT-15 dibenderol 98.500 Thai Baht atau sekira Rp45,7 juta. Dengan harga semahal itu konsumen tidak hanya memperoleh sepeda motor dengan desain menarik mata tapi juga dapat juga merasakan langsung fitur-fitur yang ditawarkan.

Mendukung penampilan Yamaha MT-15, pabrikan asal Jepang itu memasangkan mesin berkapasitas 155.1cc, silinder tunggal dengan tekologi Variable Valve Actuation (VVA). Mesin ini dikawinkan dengan transmisi manual enam percepatan.

sumber: carmudi.co.id