Monday 14 January 2019

Trail 150 Penantang CRF dengan Harga Terjangkau
Selain membawa bebek bergaya retro pesaing Honda Super Cub C125, PT MForce Indonesia yang juga pemegang merek SYM di Indonesia ikut membawa sepeda motor pesaing Honda CRF150L di ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018. Motor bergenre trail itu bernama SM Sport GY150. 



Tampilan benar-benar mengadopsi motor petualang dengan jenjang kaki yang kokoh. Bagian suspensi depan sudah mengusung model upside down, sementara bagian belakang ditopang sok tunggal alias monoshock. 

Dari sisi dimensi, GY150 memiliki panjang 2.110 mm, lebar 900 mm, dan tinggi 1.400 mm. Dengan pelek depan berdimensi 19 inic dan belakang 17 inci, trail pesaing CRF150L ini memiliki ground clearance 250 mm.



Untuk tenaga, GY150 dibekali mesin berkubikasi 199 cc dengan kompresi 9.2:1 yang diklaim memiliki tenaga 11 tk dan torsi maksimal 12 Nm pada putaran 5.500 rpm. Tenaganya disalurkan melalui tranmisi manual lima percepatan dengan kecepatan maksimal mencapi 90 kpj.

Menurut Dede, selaku Manager Sales and Marketing PT MForce Indonesia, SM Force GY150 sudah dipasarkan sejak beberapa bulan lalu dan tersedia dalam dua pilihan warna, yakni Green Army dan Matt Black.



"Kita bawa yang Green Army, untuk harga sekarang Rp 19,88 juta. Untuk MForce ini asal Malaysia, kita di sini (Indonesia) pegang dua brand SYM dari Taiwan dan SM Sport dengan R&D Malaysia," ucap Dede di IMOS 2018, beberapa hari lalu. 

Bukan hanya soal tampilan, teknologi yang disematkan juga wajib diperhitungkan, mulai dari lampu belakang yang mengusung LED, shutter key, sampai panel instrumen dengan digital. Dengan harga yang dipasarkan lebih murah dari CRF150, MForce juga memberikan garansi resmi selama tiga tahun atau 30.000 km, tergantu mana dulu yang tercapai lebih dulu.

W175 Standar Bisa Pakai Aksesori Versi Cafe Racer


Kawasaki W175 kini punya dua varian, pertama versi standar dan yang kedua bergaya cafe racer dengan penambahan sejumlah aksesori. Menariknya, pemilik tipe standar bisa ikut mengaplikasikan model terbaru itu.

Aksesori yang bisa dibeli untuk mengubah dari versi standar ke cafe racer seperti Meter Visor, Short-Style Reat Fender, High-Class Detaild, Cafe Seat, Grip Pads, dan Chrome Muffler Guard.

Deputy Head & Sales Promotion Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael C Tanadi mengatakan, pemilik W175 standar bisa ikut bergaya cafe racer dengan membeli aksesori tersebut.

"Kalau mau bergaya cafe ini harga aksesorinya kurang lebih sekitar Rp 2,8 juta, semuanya aksesori resmi," ucap Michael usai peluncuran W175 Cafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (14/1/2019).



Konsumen yang ingin membeli motor ini, kata Michael harus menunggu sekitar satu bulan. Proses produksi massal sudah dilakukan tetapi secara jumlah belum banyak.



"Untuk konsumen yang menyukai tipe cafe racer tidak perlu memodifikasi motornya karena telah disediakan oleh kami," kata Michael.


Sumber: Kompas.com

Simak Daftar Harga Motor Sport 150 cc Awal 2019
Awal tahun menjadi cara produsen sepeda motor untuk memperkenalkan model-model terbarunya. Tidak kecuali pada segmen motor sport 150 cc ke atas. 

Paling baru adalah Kawasaki yang memperkenalkan varian baru dari motor bergaya klasik W175. Diberi nama W175 Cafe, Kawasaki memberikan jawaban bagi penggemar W175 yang ingin tampil beda dengan memberikan aksesori resmi. 

Motor yang dibanderol Rp 32,6 juta on the road Jabodetabek ini memberikan aksesori seperti visor, jok single, short style rear fender, dan chrome muffler. Model ini juga hadir dengan tiga warna yakni pearl brilliant yellow, metallic flat graystone, dan candy fire. Soal harga belum ada perubahan yang diberikan pada awal tahun ini. Baca juga: Daftar Harga Motor Sport 150 cc di Akhir 2018 Simak harga motor sport 150 cc di Januari 2019 



Honda 


CBR150R Standar Rp. 33.800.000 
CBR150R Repsol Rp. 34.700.000 CBR150R Racing Red Rp. 34.500.000 
CBR150R ABS Rp. 37.800.000 
CBR150R Racing Red ABS Rp. 38.500.000 
CBR150R Repsol ABS Rp. 38.700.000 
CB150 Verza Spoke Rp. 19.300.000 
CB150 Verza CW Rp. 19.950.000 
CB150R StreetFire – SE Honda Racing Red Rp. 27.850.000
CB150R StreetFire – SE Fury Mat Red Rp. 27.850.000 
CB150R StreetFire – SE Raptor Mat Rp. 27.850.000
 CB150R StreetFire - S
TD Wild Black Rp. 26.750.000
CB150R StreetFire - 
STD Macho Black Rp. 26.750.000 


Yamaha   


ALL NEW R15 YAMAHA MOVISTAR Rp 35,900,000 
ALL NEW R15 Rp 35,300,000 
ALL NEW VIXION YAMAHA MOVISTAR  Rp 27,200,000 
ALL NEW VIXION Rp 26,500,000 
ALL NEW VIXION R Rp 29,500,000 
XABRE NEW COLOR Rp. 30.700.000 
ALL NEW BYSON FI Rp. 22.950.000 

Suzuki 


GSX 150 Bandit Rp 26.000.000 
GSX-R150 ABS Rp 33.150.000 
GSX-R150 Keyless Ignition System Rp 30.150.000 
GSX-R150 Shuttered Key Rp 29.150.000 
GSX-S150 Shutter Key Rp 26.000.000 
GSX-S150 Keyless Rp 26.500.000 

Kawasaki 


W175 Cafe Rp 32.600.000 
W175 SE Rp 31.100.000 
W175 Rp 29.800.000 
KSR PRO Rp 29.400.000 
Z125 PRO Rp 32.500.000
Z125 PRO SE Rp 33.200.000

sumber: Kompas.com

Sunday 6 January 2019

Jorge Lorenzo Pindah ke Honda, Adaptasi dengan Honda RC213V Lebih Mudah
Tokyo – Jorge Lorenzo pindah dari Ducati dan kini berlabuh ke tim Repsol Honda. Pebalap asal Spanyol ini akan berduet dengan rekan senegaranya yaitu Marc Marquez. Hijrah ke Honda, Lorenzo harus menghadapi tantangan beradaptasi dengan karakter motor.

Lorenzo termasuk pebalap yang mampu menjinakkan berbagai motor selama karirnya di MotoGP. Namun, proses adaptasi ini kadang berjalan lambat seperti ketika Jorge membela Ducati. Pebalap dengan nomor 99 ini butuh satu setengah tahun untuk kemenangan pertama bersama skuat Borgo Panigale di Mugello musim ini.



Keberhasilan Lorenzo menaklukkan Desmosedici ini menunjukkan sinyal positif bila ia nantinya lebih mudah beradaptasi dengan RC213V. Casey Stoner, mantan pebalap Honda dan Ducati optimistis bila Jorge bakal meminta setelan motor sesuai karakter motornya.

“Honda memiliki sumber daya lebih dari cukup untuk menghasilkan berbagai solusi demi menyesuaikan kebutuhan masing-masing pembalapnya. Honda dapat memproduksi sasis berbeda, begitupun juga sirip, atau memodifikasi geometri motor,” terang pria berusia 33 tahun itu sebagaimana dikutip dari Motorsport.

Keyakinan soal masa depan Lorenzo ini berdasarkan pengalaman Stoner yang dahulu pernah membela dua pabrikan tersebut. Di musim 2011, kala The Kuri-Kuri Boy hijrah dari Ducati menuju Honda, ia bisa langsung mempersembahkan gelar. Jejak serupa dilakukan Jorge Lorenzo pindah dari Ducati ke Honda, sehingga bukan tidak mungkin bakal mengikuti cara Stoner di Honda dulu.

“Saya pikir akan lebih mudah bagi Jorge untuk pergi dari Ducati menuju Honda, karena Honda (memiliki) motor jauh lebih normal. Butuh waktu lebih lama dari perkiraan untuk menang bersama Ducati, tapi ia menunjukkan bahwa ia bisa melakukannya,” ungkap pebalap kelahiran Australia itu.

Jorge Lorenzo Ikuti Jejak Pebalap Honda Terdahulu

Soal pemilihan spesifikasi motor, mantan juara dunia ini bisa berkaca pada para pebalap tim Repsol Honda terdahulu. Baik Marc Marquez ataupun Dani Pedrosa menggunakan spesifikasi motor yang berbeda sesuai dengan karakter membalap masing-masing individu.

Tim engineer mampu mencari solusi teknis soal rancangan motor. Divisi RND dari Honda Racing menurut Stoner sanggup memenuhi permintaan para pebalapnya sesuai kebutuhan mereka.

“Saat saya di Honda, Pedrosa mengambil pilihan berbeda (dengan saya). Saya tahu Marquez selalu memilih set-up berbeda dari Dani. Ada kemungkinan Jorge dan Marc juga memilih konfigurasi elektronik berbeda,” tutupnya.
Gara-gara Emisi, Sepeda Motor Tercepat di Dunia Tutup Usia
Eropa memiiki aturan ketat soal emisi gas buang kendaraan bermotor. Produsen sepeda motor dan mobil tidak boleh sembarangan dalam memasarkan produknya di Eropa.

Bila tidak sesuai dengan aturan emisi yang berlaku, maka produsen harus menghentikan produksi dan penjualan produknya. Seperti yang dilakukan oleh Suzuki, salah satu produk legendarisnya yaitu Suzuki Hayabusa terpaksa dihentikan penjualannya.



Diberitakan Bennetts, sepeda motor tercepat di dunia itu tidak memenuhi aturan 168/2013 tentang Euro4. Sebenarnya aturan tersebut sudah terbit sejak 2016, tapi pemerintah Eropa memberikan sedikit kelonggaran bagi produsen yang tidak patuh terhadap peraturan tersebut untuk menghabiskan stok yang ada selama dua tahun.

Dengan begitu 31 Desember 2018 merupakan hari terakhir Suzuki memasarkan sepeda motor bertubuh besar itu. Lewat dari tanggal tersebut Suzuki Hayabusa dinyatakan sebagai barang ilegal jika masih dijual.

Sebagian besar negara di dunia termasuk Jepang telah menerapkan standar emisi Euro4. Produksi Suzuki Hayabusa sendiri di Jepang telah dihentikan, sedangkan di Amerika Serikat masih bisa ‘bernapas’ sampai tahun depan tergantung stok yang tersedia.

Pengganti Suzuki Hayabusa

Suzuki Hayabusa segera tutup usia, lantas apakah pabrikan berlogo ‘S’ itu menyiapkan penggantinya? Beredar rumor bahwa kemungkinan besar Suzuki akan mendatangkan hyperbike-nya sebagai pengganti Hayabusa. Diduga produk baru Suzuki dibekali mesin lebih besar dari sebelumnya yaitu 1.400 cc empat silinder turbocharged.

Sebagai informasi Suzuki Hayabusa didukung oleh mesin berkapasitas 1.340 cc, DOHC liquid-cooled empat silinder. Mesin ini diklaim mampu menghasilkan tenaga sekuat 173 hp pada 9.500 rpm dan torsi puncak 135 Nm pada 7.000 rpm.

Dengan berat di 266 kilogram, Hayabusa dilengkapi upside-down forks di depan dan monoshock di belakang. Suzuki Hayabusa model 2019, sudah punya rem brembo empat piston dengan single-piston Nissin di belakang dan Anti-lock Braking System (ABS) sebagai standar.

Saturday 5 January 2019

Keren, Motor Roda Tiga Ini Punya Fitur seperti Mobil
Produk motor roda tiga kian beragam dengan hadirnya Adiva AD3 400. Ini adalah skuter roda tiga terbaru dengan fitur layaknya mobil lengkap dengan atap lipat.

Atapnya keren, berbahan plastik dan bisa dilipat lalu tersimpan rapi di bagasi belakang. Oke, dimensinya memang tak bisa menutupi penumpang dari hujan. Namun paling tidak, memberikan perlindungan lebih dibanding motor-motor tanpa atap. Disebut laman resminya, atap ini dijual terpisah sebagai opsional.



Kaca depannya sangat tinggi, dengan fungsi utama menangkis angin ke arah pengemudi. Tingginya bahkan melapis keseluruhan pandangan ke depan. Kalau hujan, ada wiper untuk menyapu air, lengkap dengan washer yang semua kontrolnya dilakukan via tombol elektrik. Tak lupa, Biar makin mirip mobil, Adiva AD3 punya AC.

Bagasinya besar, kapasitasnya mampu mengangkut volume 90 liter. Letaknya tentu bukan di bawah jok, melainkan di boks belakang. Ini belum termasuk ruang kompartemen di bagian depan, yang disekat dalam beberapa bagian.

Dua buah roda di depan memang selalu jadi daya pikat yang unik. Lebih kerennya, sepasang roda ini dipandu sistem suspensi yang dianut dari mobil, double wishbone. Mereka menamakannya 'independent Quattro-wishbone suspension'.

Skema kaki ini menjanjikan kestabilan yang maksimal saat menikung maupun mengerem. Ketika menghantam jalan buruk pun suspensi jadi lebih andal meredam. Sebagai informasi, skema ini berbeda jenisnya dengan yang digunakan Yamaha (parallelogram, Niken) maupun Piaggio untuk motor roda tiga.

Mesinnya terdiri atas unit 1-silinder SOHC 399 cc berpendingin cairan. Jantung mekanis itu mampu memompa tak kurang dari 36 daya kuda dengan produksi torsi hingga level 38 Nm. Transfer tenaga dari mesin ke roda belakang melalui girboks CVT.

Harga motor roda tiga dengan sistem layaknya mobil ini mulai RM 38 ribu atau sekitar Rp 130 jutaan. Harga ini bahkan lebih murah dari yang dijual di Jepang. Entah berapa harganya jika ditambah bea impor dan pajak jika ada konsumen Indonesia yang nekat mengapalkannya ke sini.

Sekilas tentang Adiva, brand ini lahir di Italia pada 1996. Produksi massal dimulai pada 2001 dan dari situ tentakelnya mulai menjalar ke seluruh dunia. Taiwan mulai jadi basis produksi di 2008 dengan markas utama dan fasilitas litbang tetap dipertahankan di Italia.

Pada 2015, distributor Jepang mulai ikutan mendagangkan motor ini di Negeri Sakura. Tahun lalu, Adiva membuat pusat perakitan lain di Cina. Tahun ini, pabrik keempat dibuka di Malaysia untuk fokus distribusi kawasan Asia Tenggara.

Sumber: Liputan6.com