Baca Juga
KOMPAS.com - Kombinasi beberapa aliran modifikasi ke dalam satu sepeda motor merupakan hal yang lumrah. Seperti yang dilakukan bengkel modifikasi Clacustique di Depok. Saat Kompas.com menyambangi bengkel tersebut pada Senin (19/2/2018), ada salah satu motor modifikasi bergaya scrambler tracker. Basisnya menggunakan Honda Megapro lansiran 2004. Scrambler merupakan salah satu aliran modifikasi motor bergaya retro yang kini banyak digemari. Sedangkan tracker merupakan jenis motor balap yang digunakan di medan tanah alias off-road.
Pemilik bengkel, Maiyudi mengatakan, Megapro bergaya Scrambler Tracker di bengkelnya itu merupakan salah satu motor yang diubah dengan biaya relatif minim, yakni hanya sekitar Rp 8 juta. Namun ubahan yang dilakukan cukup maksimal, bahkan hampir di seluruh sektor. Mulai dari rangka, tangki sampai jok. "Bagian yang masih dipertahankan cuma mesin sama swing arm (lengan ayun). Kalau mau paket hemat, arm tetap pakai yang asli dan enggak masalah," kata pria yang akrab disapa Negro ini.
Seperti modifikasi motor retro pada umumnya, Negro memotong rangka bagian belakang menjadi lebih pendek. Sehingga posisi tempat duduk pengemudi dan "boncenger" sama tinggi. Jok kemudian diganti dengan permukaan kulit garis-garis khas motor retro. Tangki masih menggunakan asli milik Megapro. Namun bentuknya sudah diubah menjadi bergaya retro yang tanpa lekukan apapun.
Untuk aksesori, Negro banyak menggunakan produk variasi yang harganya relatif murah, dari mulai batok lampu, speedometer, hingga suspensi belakang. Hanya suspensi depan yang diganti produk asli milik Yamaha Byson. Untuk bagian roda, Negro mengganti pelek asli ukuran ring 18 menjadi pelek merek Champ ukuran ring 17. Bagian depan menggunakan lebar dengan ukuran 2,5 inchi, sedangkan bagian belakang 3,5 inchi. Pelek dibungkus dengan ban tubeless Swallow Street Enduro. Baca juga : Scorpio All Tracker Mirip Scrambler Ducati "Untungnya Megapro lawas masih menggunakan suspensi dualshock. Jadi tidak perlu repot mengubah. Beda kalau monoshock kan harus diubah dulu," ujar Negro.
Pemilik bengkel, Maiyudi mengatakan, Megapro bergaya Scrambler Tracker di bengkelnya itu merupakan salah satu motor yang diubah dengan biaya relatif minim, yakni hanya sekitar Rp 8 juta. Namun ubahan yang dilakukan cukup maksimal, bahkan hampir di seluruh sektor. Mulai dari rangka, tangki sampai jok. "Bagian yang masih dipertahankan cuma mesin sama swing arm (lengan ayun). Kalau mau paket hemat, arm tetap pakai yang asli dan enggak masalah," kata pria yang akrab disapa Negro ini.
Seperti modifikasi motor retro pada umumnya, Negro memotong rangka bagian belakang menjadi lebih pendek. Sehingga posisi tempat duduk pengemudi dan "boncenger" sama tinggi. Jok kemudian diganti dengan permukaan kulit garis-garis khas motor retro. Tangki masih menggunakan asli milik Megapro. Namun bentuknya sudah diubah menjadi bergaya retro yang tanpa lekukan apapun.
Untuk aksesori, Negro banyak menggunakan produk variasi yang harganya relatif murah, dari mulai batok lampu, speedometer, hingga suspensi belakang. Hanya suspensi depan yang diganti produk asli milik Yamaha Byson. Untuk bagian roda, Negro mengganti pelek asli ukuran ring 18 menjadi pelek merek Champ ukuran ring 17. Bagian depan menggunakan lebar dengan ukuran 2,5 inchi, sedangkan bagian belakang 3,5 inchi. Pelek dibungkus dengan ban tubeless Swallow Street Enduro. Baca juga : Scorpio All Tracker Mirip Scrambler Ducati "Untungnya Megapro lawas masih menggunakan suspensi dualshock. Jadi tidak perlu repot mengubah. Beda kalau monoshock kan harus diubah dulu," ujar Negro.