Baca Juga
Liputan6.com, - Dunia kembali berkabung kali ini lantaran seorang jenius ahli fisika asal Inggris, Stephen Hawking meninggal dunia di usianya ke-76 tahun.
Sekitar sepertiga hidup Stephen Hawking dijalaninya di kursi roda karena ia menderita ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) atau penyakit fatal yang menyerang sel saraf. Namun, dia memiliki segudang temuan ilmiah yang diakui dunia.
Sejak awal terserang ALS, Stephen Hawking pantang menyerah. Ia tetap bersemangat pergi ke kampus di Universitas Cambridge, Inggris. Rekan Hawking, Profesor Simon Maddrell, kerap menjadi sopir pribadi untuk selalu menemaninya ke kampus.
Nah, dari situ pula perjalanan Stephen Hawking mencari ilmu tak lepas dari mobil yang dikendarai Maddrell. Mobil yang turut berjasa adalah Aston Martin DB2/4 Mark II.
Mobil asal Inggris ini diketahui sangat membantu Hawking. Sedangkan Maddrell sendiri mengatakan sangat bangga pernah mengantarkan seseorang yang super jenius seperti Hawking.
Adapun pada tahun 2012-an, Aston Martin DB2/4 Mark II ini dijual melalui lelang. Untuk menarik pembeli kala itu, tentu saja sang penjual menambahkan embel-embel Stephen Hawking, karena pernah menjadi tumpangan sehari-harinya.
Mau tahu berapa harga yang dibanderol kala itu? Ya, penyelenggara lelang memprediksi mobil lawas ini mampu terjual US$ 266 ribu atau sekitar Rp 3,6 miliar. Kini tidak diketahui keberadaan mobil tersebut.
Sekadar informasi, Aston Martin DB2/4 Mark II sendiri merupakan mobil langka karena menggunakan setir kanan dengan jumlah hanya 16 unit.
Aston Martin DB2/4 Mark II merupakan penerus MK I pada 1953-1957 yang dibenamkan mesin 2,9 liter yang mampu menghasilkan daya hingga 140 tenaga kuda.
Mobil ini diklaim mampu berakselerasi dari 0-100 km/jam hanya dalam waktu 10,5 detik dan mampu dipacu hingga kecepatan 193 km/jam. Tentu saja di masanya mobil ini sangat cepat.
Model MK II sendiri muncul pada 1955, dengan berbagai ubahan seperti mesin dengan katup lebih besar yang memiliki rasio kompresi 8,6: 1, mobil ini dayanya naik jadi 165 tk.
Ubahan pun dilakukan pada bagian eksterior mulai dari lampu, bodi, tambahan krom, hingga garis bodi.
Sekitar sepertiga hidup Stephen Hawking dijalaninya di kursi roda karena ia menderita ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) atau penyakit fatal yang menyerang sel saraf. Namun, dia memiliki segudang temuan ilmiah yang diakui dunia.
Sejak awal terserang ALS, Stephen Hawking pantang menyerah. Ia tetap bersemangat pergi ke kampus di Universitas Cambridge, Inggris. Rekan Hawking, Profesor Simon Maddrell, kerap menjadi sopir pribadi untuk selalu menemaninya ke kampus.
Nah, dari situ pula perjalanan Stephen Hawking mencari ilmu tak lepas dari mobil yang dikendarai Maddrell. Mobil yang turut berjasa adalah Aston Martin DB2/4 Mark II.
Mobil asal Inggris ini diketahui sangat membantu Hawking. Sedangkan Maddrell sendiri mengatakan sangat bangga pernah mengantarkan seseorang yang super jenius seperti Hawking.
Adapun pada tahun 2012-an, Aston Martin DB2/4 Mark II ini dijual melalui lelang. Untuk menarik pembeli kala itu, tentu saja sang penjual menambahkan embel-embel Stephen Hawking, karena pernah menjadi tumpangan sehari-harinya.
Mau tahu berapa harga yang dibanderol kala itu? Ya, penyelenggara lelang memprediksi mobil lawas ini mampu terjual US$ 266 ribu atau sekitar Rp 3,6 miliar. Kini tidak diketahui keberadaan mobil tersebut.
Sekadar informasi, Aston Martin DB2/4 Mark II sendiri merupakan mobil langka karena menggunakan setir kanan dengan jumlah hanya 16 unit.
Aston Martin DB2/4 Mark II merupakan penerus MK I pada 1953-1957 yang dibenamkan mesin 2,9 liter yang mampu menghasilkan daya hingga 140 tenaga kuda.
Mobil ini diklaim mampu berakselerasi dari 0-100 km/jam hanya dalam waktu 10,5 detik dan mampu dipacu hingga kecepatan 193 km/jam. Tentu saja di masanya mobil ini sangat cepat.
Model MK II sendiri muncul pada 1955, dengan berbagai ubahan seperti mesin dengan katup lebih besar yang memiliki rasio kompresi 8,6: 1, mobil ini dayanya naik jadi 165 tk.
Ubahan pun dilakukan pada bagian eksterior mulai dari lampu, bodi, tambahan krom, hingga garis bodi.