Baca Juga
Jakarta - Teknologi self driving vehicle mulai dikembangkan sejak 1960-an. Tetapi, baru benar-benar terlihat sejak Google memperkenalkan mobil yang bisa berjalan sendiri pada 2008. Pada dasarnya, teknologi ini terus dikembangkan untuk mengurangi tingkat kecelakaan di jalan raya. Karena berdasarkan penelitian, sebagian besar kecelakan terjadi akibat kesalahan manusia.
Sehingga, self driving vehicle diharapkan bisa berjalan sendiri dan memiliki kemampuan mendeteksi lingkungan di sekitarnya. Maka, tingkat kecelakaan pun bisa ditekan, bahkan dihilangkan. Selanjutnya, mari kita melihat keuntungan apa saja dari penggunaan kendaraan semacam ini.
Keuntungan pertama menggunakan teknologi ini adalah semua orang bisa mengendarai mobil, walaupun tidak bisa menyetir. Jadi, cukup duduk dan menikmati perjalanan, atau bisa melakukan pekerjaan lain selama di jalan. Berkendara tanpa harus mengemudi tentu menjadi sangat menyenangkan.
Kedua, keuntungan dari aspek bahan bakar. Self driving vehicle merupakan kombinasi mobil yang menggunakan tenaga penggerak motor listrik. Hasilnya, teknologi tersebut dapat menekan gas buang yang juga ramah lingkungan dan lebih hemat bahan bakar. Simpel dan ramah lingkungan, bukan?
Sedangkan keuntungan ketiga, Anda bisa mulai memilih jenis self driving vehicle sesuai selera atau model yang diinginkan. Ini karena berbagai pabrikan otomotif dunia tengah menyiapkan produknya untuk menerapkan teknologi tersebut. Di antaranya adalah Nissan, General Motors, Volvo, Ford, dan Toyota. Buat Anda penggemar otomotif, brand mana yang akan menjadi pilihan?
Adapun self driving vehicle hanya bisa digunakan pada lingkungan dan lalu lintas yang rapi. Kondisi semrawut bisa membuat sensor susah mendeteksi kondisi lingkungan di sekitarnya. Tentu Anda berharap, suatu saat Jakarta memiliki sistem lalu lintas yang rapi, sehingga bisa dilalui oleh self driving vehicle.
Satu hal yang patut diingat adalah harganya yang masih sangat mahal. Sebabnya, teknologi yang digunakan sifatnya belum massal dan masih sangat terbatas. Belum lagi terkait keamanan sistem jaringan komputer yang menggerakannya. Bukan tidak mungkin, software-nya menjadi sasaran empuk para hacker.
Dari sekian manfaat self driving vehicle, ternyata ada juga sisi negatifnya. Pengoperasian yang serba mudah tersebut rupanya bisa membuat orang menjadi malas atau manja karena semua dikerjakan oleh mesin dan komputer.
Apakah Anda sudah membayangkan asiknya berkendara dengan teknologi canggih? Tentu pencinta otomotif tidak sabar menanti kehadiran kendaraan tersebut dan ingin terus mengikuti perkembangan informasinya.
Sehingga, self driving vehicle diharapkan bisa berjalan sendiri dan memiliki kemampuan mendeteksi lingkungan di sekitarnya. Maka, tingkat kecelakaan pun bisa ditekan, bahkan dihilangkan. Selanjutnya, mari kita melihat keuntungan apa saja dari penggunaan kendaraan semacam ini.
Keuntungan pertama menggunakan teknologi ini adalah semua orang bisa mengendarai mobil, walaupun tidak bisa menyetir. Jadi, cukup duduk dan menikmati perjalanan, atau bisa melakukan pekerjaan lain selama di jalan. Berkendara tanpa harus mengemudi tentu menjadi sangat menyenangkan.
Kedua, keuntungan dari aspek bahan bakar. Self driving vehicle merupakan kombinasi mobil yang menggunakan tenaga penggerak motor listrik. Hasilnya, teknologi tersebut dapat menekan gas buang yang juga ramah lingkungan dan lebih hemat bahan bakar. Simpel dan ramah lingkungan, bukan?
Sedangkan keuntungan ketiga, Anda bisa mulai memilih jenis self driving vehicle sesuai selera atau model yang diinginkan. Ini karena berbagai pabrikan otomotif dunia tengah menyiapkan produknya untuk menerapkan teknologi tersebut. Di antaranya adalah Nissan, General Motors, Volvo, Ford, dan Toyota. Buat Anda penggemar otomotif, brand mana yang akan menjadi pilihan?
Adapun self driving vehicle hanya bisa digunakan pada lingkungan dan lalu lintas yang rapi. Kondisi semrawut bisa membuat sensor susah mendeteksi kondisi lingkungan di sekitarnya. Tentu Anda berharap, suatu saat Jakarta memiliki sistem lalu lintas yang rapi, sehingga bisa dilalui oleh self driving vehicle.
Satu hal yang patut diingat adalah harganya yang masih sangat mahal. Sebabnya, teknologi yang digunakan sifatnya belum massal dan masih sangat terbatas. Belum lagi terkait keamanan sistem jaringan komputer yang menggerakannya. Bukan tidak mungkin, software-nya menjadi sasaran empuk para hacker.
Dari sekian manfaat self driving vehicle, ternyata ada juga sisi negatifnya. Pengoperasian yang serba mudah tersebut rupanya bisa membuat orang menjadi malas atau manja karena semua dikerjakan oleh mesin dan komputer.
Apakah Anda sudah membayangkan asiknya berkendara dengan teknologi canggih? Tentu pencinta otomotif tidak sabar menanti kehadiran kendaraan tersebut dan ingin terus mengikuti perkembangan informasinya.